Sejarah Cincin Pernikahan
Cincin Pernikahan dahulu dipakai di jaman Romawi sebagai tanda janji untuk melaksanakan pernikahan. |
Penggunaan cincin sebagai simbol pernikahan sendiri berasal Mesir dan Romawi. Di Mesir, cincin dipakai oleh Pharaoh sebagai lambang dari keabadian. Bentuk cincin yang melingkar dan tiada akhir disimbolkan sebagai keabadian. Jadi cukup relevan bila dipakai di pernikahan sebagai simbol dari cinta yang abadi. Namun pada saat itu, cincin bukan terbuat dari emas melainkan dari besi.
Baru pada jaman Romawi, cincin digunakan sebagai simbol dari hubungan dua orang insan. Bukan sebagai simbol pernikahan (saat itu), melainkan bila ada sepasang kekasih yang mengucap janji bila di waktu yang akan datang mereka akan mengadakan pernikahan agung. (Kalau di jaman sekarang, mungkin istilahnya "cincin pertunangan" kali ya..). Barulah setelah agama Kristen mulai berkembang, prosesi tukar cincin ini mulai dilakukan hingga sekarang.
Cincin Pernikahan di Era Modern
Cincin Pernikahan adalah bukti bersatunya dua insan yang mengikat janji hidup bersama. |
Di era modern ini, prosesi tukar cincin sudah menjadi sebuah hal wajib ketika pemberkatan pernikahan. Cincin menjadi sebuah simbol di masyarakat atas seseorang yang telah mengikatkan dirinya pada pasangannya. Cincin pun tidak lagi terbuat dari besi, melainkan terbuat dari emas yang merupakan aksesoris atau perhiasan yang harganya tidak murah.
Pasangan yang akan menikah biasanya cukup dipusingkan dengan pemesanan cincin pernikahan ini. Biasanya mereka bingung memilih model dan bentuk serta bebatuan yang akan dipasangkan di cincin mereka. Sebenarnya tidak sulit untuk memilih model cincin pernikahan. Tinggal disesuaikan dengan kesukaan dan karakter dari pasangan.
Berikut beberapa tips memilih cincin pernikahan:
- Sesuaikan model dengan kesukaan dan karakter dari pasangan. Cincin seperti model baju, setiap orang ada model favoritnya. Jadi pilihlah model yang Anda sukai.
- Untuk jari besar, pilihlah yang besar dan bundar pada tepiannya untuk menonjolkan cincin Anda. Sedangkan untuk jari yang lebih kurus, pilihlah yang berukuran kecil dan desain diagonal untuk menghindari kesan "pamer".
- Pahatlah nama Anda dan pasangan di bagian dalam cincin. Bukan apa-apa, hanya sebagai identitas saja.
- Bila hendak menambahkan aksesoris bebatuan, aturannya sama dengan tips nomor 2. Bila jari besar, pilihlah yang agak besar, namun usahakan proporsional dengan ukuran cincin. Anda tentunya tak ingin terlihat seperti Tessy kan?
- Pilihlah batu yang sesuai dengan karakter Anda: warna dan jenis batu. Pada jaman dahulu, batu dipercaya memiliki kekuatan magis (Topaz, Amethyst, Turquoise dan sebagainya). Jaman sekarang? Boleh percaya boleh tidak...
Dan pada akhirnya, pilihlah cincin pernikahan yang sesuai dengan hati Anda. Selamat menempuh hidup baru!